Monday, April 15, 2013

Jaringan Epitel

JARINGAN EPITEL

Sebagian besar epitel tumbuh dari lapisan ektoderm dan endoderm, walaupun ada sejumlah epitel yang berasal dari mesoderm. Dari lapisan ektoderm misalnya epitel kulit dan derivatnya seperti rambut, bulu, cakar, kuku, tanduk, jengger, gelambir, invaginasi kulit. Dari lapisan endoderm : melapisi bagian dalam tubuh, misalnya epitel dinding duodenum. Pada umumnya mesoderm yang terdapat di antara ektoderm dan entoderm embrio akan menjadi jaringan pengikat atau otot. Sedangkan epitel yang berbentuk membran dan berasal dari mesoderm ada 2 yaitu : endotelium yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah, jantung dan pembuluh limfe. Mesotelium yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu seperti misalnya melapisi peritonium, pleura dan perikardium. Dalam perkembangan, pada suatu tempat epitel dapat melekuk, menjadi batang atau pipa sehingga menjadi epitel kelenjar.

Dari uraian ini maka jaringan epitel dapat menjadi 2 kelompok yakni :
I. Epitel pelapis yaitu epiteliumsuperfisiale yang bersifat membran atau lembaran/lapisan.
II. Epitel kelenjar yaitu epitelium glandulare.
I. EPITEL PELAPIS :

Epitel ini dapat dikelompokan dan diberi nama berdasarkan patokan tertentu.
1. Berdasarkan bentuk sel epitel:
  • Epitelium squamousum dengan epiteliocytus squamous: pipih/gepeng
  • Epitelium kuboideum dengan epiteliocytus cuboideus.: kuboid.
  • Epitelium kolumnar dengan epiteliocytus columnaris: silindris.
Untuk melihat bentuk sel epitel tersebut tidak cukup melihat dari arah permukaan epitil yang kebanyakan berbentuk poligonal. Namun yang penting bentuk pada potongan tegak lurus permukaannya.

Sel pipih/ gepeng/ squamous:
Karena berbentuk sebagai sisik ikan maka disebut sel squamuos. Dengan demikian ukuran tinggi/tebal kurang dari ukuran panjang dan lebar selnya. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang), epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Sedangkan apabila dilihat dari permukaan epitil tampak sel-selnya berbentuk poligonal
Gambar Epitel pipih selapis
Sel kuboid:
Mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sekarang nampak sebagai bujur sangkar. Biasanya inti berbentuk bulat terletak ditengah sel. Dari permukaan, epitel bentuk selnya nampak poligonal.
Gambar epitelium kuboid selapis.
Sel kolumner/silindris:
Mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitelnya nampak selnya berbentuk poligonal biasanya inti yang berbentuk oval terletak agak kearah basal.
Gambar epitel silindris selapis.

2. Berdasarkan Jumlah Lapisan Sel Epitel:
  • Epitelium simpleks: selapis (seperti contoh gambar di atas)
  • Epitelium stratifikatum/kompleks: berlapis-lapis. Berlapis, hanya sel-sel dasar (basal) saja mencapai membrana basalis.

Gambar skematis tipe-tipe epitelium

  • Epitelium pseudostratifikatum/pseudokompleks: Semua berlapis. Melihat letak deretan inti sel-sel,seakan-akan epitel ini berlapis,namun sebenarnya tidak berlapis, sebab semua sel bersandar pada membrana basilis : hanya ukuran tinggi sel-sel berbeda-beda.


Gambar Epitel Pseudokompleks bersilia.

  • Epitelium transitionale: Epitil peralihan. Jenis epitil ini terutama dimiliki oleh alat berongga yang dapat mekar jika bertambah isi. Oleh karena itu bentuk sel berlapis yang kolumner dapat berubah menjadi kuboid rendah jika alat penuh isi. Ciri khas epitil ini adalah bahwa lapisan permukaan yang membatasi lumen dilengkapi dengan sel-sel khusus,berbentuk bulat,yang akan menjadi sel payung jika alat mengembang. Contoh dijumpai pada ureter dan Vesika urinaria.

Gambar epitel transisional

3. Berdasarkan Jumlah dan Bentuk Sel Epitel dikenal:
  • Epitelium simpleks squamosum/epitel selapis pipih. Contoh : lapisan luar kapsula glomeruli pada ginjal, labyrinth, endotelium, permukaan dalam menbrana tympani, retetestis, vasa darah dan limfa, duktus alveolaris dan alveoli paru, mesotelium rongga tubuh,pars descendens ansa henle pada ginjal. Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan.
Gambar epitelium pipih selapis

  • Epitelium simpleks kuboideum/epitel kuboid selapis susunannya terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah. Contoh : pada plexus choroideus di ventriculus otak, folikel glandula thyroidea, epitel germinativum pada permukaan ovarium, epitel pigmentosa retinae, ductus exretorius beberapa kelenjar.
Gambar epitelium kubus selapis

  • Epitelium simpleks columnare/epitel silindris selapis: susunannya terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris dengan inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Contoh : pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, ductus exretorius beberapa kelenjar. Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sebagai sekresi,karena diantarannya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Bahkan pada beberapa tempat terdapat hampir seluruh epitelnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala,sekarang dinamakan sel piala (goblet sel)

Gambar Epitelium silindris selapis dengan goblet sel

  • Epitelium squamosum compleks/epitelium stratificatum squamosum/epitel gepeng berlapis: Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang) terlihat berbagai bentuk sel yang menyusunnya, walaupun disebut epitel gepeng. Yang berbentuk gepeng hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan,sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Diatas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.Epitel jenis ini sangat cocok untuk berfungsi proteksi,tetapi sebaliknya kurang cocok untuk fungsi sekresi. Oleh karena itu, apabila pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, bukanlah berasal dari epitil itu sendiri melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat dibawah epitil. Karena berlapis dan tebal,maka kemungkinan timbul gangguan nutrisi.Sekarang epitil jenis ini dibedakan 2 macam yaitu :
  • Epitelium stratificatum squamosum noncornificatum/epitel gepeng berlapis tanpa keratin (tanpa penandukan). Epitel ini terdapat pada permukaan basal,misalnya pada covum oris, oesofagus, cornea, conjuntiva, vagina dan urethrae feminina.
.
Gambar epitel pipih berlapis tanpa penandukan
  • Epitelium stratificatum squamosum cornificatum/epitel gepeng berlapis berkeratin penandukan). Struktur epitel ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, kecuali sel-sel permukaannya mengalami perubahan menjadi suatu lapisan yang mati yang tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut merupakan lapisan keratin. Jenis epitel ini diketemukan pada permukaan epidermis kulit.

Gambar epitel pipih berlapis yang mengalami penandukan
Mempelajari epitel gepeng berlapis dapat dilihat lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit sebagai berikut :
  • Stratum basale : merupakan lapisan dasar,sel berbentuk silindris pendek atau kubus. Dalam sitoplasmannya terdapat butir-butir pigmen melanin.
  • Stratum spinosum : lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan dengan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome.
  • Stratum granulosum : lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sunmbu panjangnya sejajar permukaan. Didalam sel-selnya terdapat butir-butir keratolin,oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahn faali.
  • Stratum lusidum : lapisan ini kadang-kadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yangtelah mati yang mengandung zat yang dinamakan eleidin dalam sitoplasmanya.
  • Stratum korneum : merupakan lapisan yang teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, bagian-bagian epidermis dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang dinamakan stratum disjunctum.
  • Epitelium silindrikum kompleks/epitel silindris berlapis/stratified columnar epithelium. Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membrana basalis. Lapisan sel-sel dibawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Contoh : pada fornix conjunctiva, urethrae pars kavernosa, peralihan oropharynx ke larynx. Pada permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, misalnya pada facies nasalis falatum molle, larynx dan esofagus dari fetus.


Gambar epitel silindris berlapis (terlihat melapisi dinding lumen)

  • Epitelium kuboideum kompleks/epitel kubus berlapis.Merupakan epitil berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid.
Contoh : pada dinding antrum folikuli ovarii, duktus exkretorius glandula parotis.
Gambar Epitelium kuboid berlapis.

  • Epitelium cylindricum pseudocompleks/epitel silindris bertingkat/epitil silindris berlapis semu. Epitil ini sepintas lalu, mirip epitil berlapis, namun apabila diperhatikan secara seksama ternyata tidak berlapis. Epitil jenis ini pun mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi sehingga epitil ini disebut epitil silindris berlapis semu bersilia. Contoh : dijumpai pada trachea, broncus yang besar, ductus deferens.


Gambar Epitel silindris berlapis semu

EPITEL KHUSUS

  1. Epitel bersilia: ada 2 macam silia yaitu silia bergerak (kinosilia), gerak sendiri contoh pada spermatozoa dan gerak zat lain contoh pada sel respiratorius dan oviduk. Silia tidak bergerak (stereosilia), seperti mikrovili panjang-panjang saling bergandengan melalui anastomosis yang fungsinya memperluas permukaan skretorik. Contoh pada duktus epididimis.
  2. Neuroepitelium: Sel epitel ini mengalami deferensiasi sehingga dapat menghantarkan stimulus, mempunyai rambut seperti silia. Contoh dapat dijumpai pada organ gustus (pengecap), epitel olfaktorius.
  3. Epitel berpigmen: epitel yang berfungsi dalam penangkapan sinar matahari. Contoh pada retina mata.
  4. Myoepitelium: epitel ini mengandung myofibril (serabut otot) sehingga dapat berkontraksi. Terbentuk dari sel mio-epitel, dimana sel ini terdapat antara kutub dasar sel epitel kelenjar dan membrana basalis, berbentuk bintang memeluk sel kelenjar, mengandung filamen kontraktil, sel ini dianggap ikut membantu “memeras” sekret keluar dari kelenjar. Disebut juga sebagai sel keranjang karena sel mioepitel diduga berfungsi membantu mendorong sekrit kelenjar ke dalam ductus excretorius, apalagi terlihat bahwa tonjolan-tonjolan sitoplasmanya yang panjang mengelilingi Pars secretoria membentuk anyaman sebagai keranjang.
  5. Endotelium: Epitel ini mempunyai bentuk pipih selapis, menjadi dinding terdalam dari pembuluh darah dan limfe. Fungsi endotelium sebagai media pertukaran zat antara pembuluh darah dengan ruang jaringan ikat.
  6. Mesotelium: Bentuk epitel ini mirip dengan endotelium, yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu misalnya yang melapisi peritoneum, pleura dan pericardium.
  7. Retikuler epitelium: epitel ini membentuk jala / retikuler. Contoh dapat dijumpai pada timus dan organ-organ pembentuk darah.
  8. Synsisium: merupakan epitel dengan batas sel mengabur. Pada pembentukan epitel, batas samping sel-sel dapat mengabur, sukar dilihat, sehingga pada pemeriksaan preparat dengan pengecatan Haematoksilin-Eosin (HE), epitelnya hanya dapat dikenal dengan melihat inti-inti sel yang berderet-deret. Contoh pada vili choriales plasenta.

STRUKTUR KHUSUS PADA PERMUKAAN SEL EPITEL

Pengkhususan struktur pada permukaan sel epitel merupakan modifikasi pada permukaan lateral, bagian basal dan bagian apeks. Terjadinya modifikasi untuk berbagai fungsi seperti mengikat epitelium yang satu dengan yang lainnya, difusi antar sel, untuk penghalang (barier) antar sel, masuknya zat-zat dari lumen yang dibatasi oleh jaringan dibawahnya, untuk komunikasi antar sel, untuk mengisi celah antar sel pada tempat tertentu dan merambatkan listrik.

Modifikasi pada permukaan lateral/ sisi sel epitel.

Merupakan hubungan antar sel-sel epitel yaitu cara perlekatan satu sel dengan tetangga bermacam-macam disebut junctio intercellularis, ada 2 macam yaitu Junctio intercellularis simpleks dan Junctio intercellularis kompleks. Junctio intercellularis simpleks: sederhana, berupa gambaran serupa jari-jari kedua tangan yang saling terjalin disebut junctio intercellularis digitiformis, yang berfungsi memperluas dan memperkuat perlekatan antar sel. Contoh pada epitelium pipih selapis. Sedangkan junctio-intercellularis kompleks merupakan bangunan yang cukup kompleks disebut “Junctional Complex” yaitu: Zonula occludens (Tight Junction), Zonula adhaerens (Intermediate junction), Desmosome (Macula adhaerens), Nexus (Gap junction).
Istilah Macula merupakan daerah kecil berupa bercak sedangkan Zonula dimaksud apabila daerah tersebut melingkari sel sebagai gelang. Istilah Adhaerens dimaksudkan untuk struktur khusus pada membran sel yang berdekatan dengan jarak antara 200 A- 250 A, di dalam celah antara sel tersebut berisi bahan yang diduga berguna untuk melekatkan satu sama lain. Istilah Occludens diterapkan untuk sel-sel yang berhadapan sedemikian dekatnya sehingga masing-masing membran plasmanya berhimpitan langsung tanpa dipisahkan oleh celah. Gap junction merupakan bentuk hubungan antar sel yang dipisahkan oleh celah yang sempit sebesar 20 A.

Zonula occludens/ Tight junction/ Pentalaminar junction:
Terletak pada permukaan epitel, dimana celah antara 2 sel sangat sempit karena membran sel melebur. Mempunyai daya penutup, sehingga bahan ekstrasel tidak mungkin melintas dari bagian permukaan ke bagian dasar epitel. Jadi fungsi Zonula occludens rupanya untuk memisahkan celah ekstraselluler dengan lumen yang dibatasi oleh epitel bersangkutan. Dengan demikian pengangkutan bahan-bahan dari lumen haruslah melalui permukaan bebas sel.

Zonula adhaerens/Intermediate junction:
Letaknya di bawah zonula occludens, dimana ada suatu ruang yang memisahkan membran tersebut sebesar 150 A dan terisi oleh polisakarida yang padat. Fungsinya untuk perlekatan mekanik antar sel yang berdekatan pada epitel atau jaringan lain (sebagai rangka sel) dan membantu proses pengaliran zat-zat.

Desmosome/ Macula adhaerens.
Letaknya di bawah zonula adhaerens, biasanya berbentuk bulat atau oval. Bentuk hubungan tersebut memberikan kesan bahwa dua sel yang berdekatan tersebut menempel satu sama lain. Di daerah tersebut membrana plasma dari kedua sel berjalan sejajar dengan jarak 200 A – 250 A. Sitoplasma di dekat bangunan tersebut tampak lebih padat elektron, tetapi lebih ke dalam sitoplasmanya kurang padat dengan mengandung filamen. Diungkapkan bahwa filamen tersebut tidak berakhir dalam bagian yang padat elektron melainkan memutar kembali sebagai huruf “U”. Adanya bahan glikoprotein dalam celah ekstraseluler terbukti bahwa di daerah tersebut terwarnai. Di tengah-tengah celah tersebut terdapat lapisan padat elektron yang memisahkan, tetapi belum jelas bahan apa yang menyusunnya. Fungsi desmosome rupanya sebagai tempat penempelan mekanik antar 2 sel yang berdekatan. Sebagai contoh banyak dijumpai pada epitel berlapis yang banyak mengalami tekanan seperti pada epitel dermis dan pada cervix, juga epitel simpleks kolumner.

Nexus/Gap junction/Macula communicans.
Termasuk hubungan interseluler yang mempunyai katagori hubungan komunikasi antar sel. Terdapat sebagai celah antara sel endotel pada dinding kapiler. Sel ini banyak memiliki mikrofilamen kontraktil, sehingga diduga sel sendiri juga kontraktil. Ini berakibat bahwa lebar celah tersebut dapat diatur sesuai dengan keperluan pertukaran zat melalui dinding kapiler. Pada beberapa jaringan, penggandengan sel melalui nexus menunjukkan fungsi yang menonjol. Misalnya penggandengan secara listrik akan mensinkronkan kontraksi otot jantung dan otot polos yang perlu untuk peristaltik.

Modifikasi pada permukaan basal sel epitel.

Membrana basalis:
Merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein yang terdapat di bawah permukaan basal semua epitel, walaupun ketebalannya tidak selalu sama. Membrana basalis yang paling tebal terdapat di bawah epitel yang sering mengalami gesekan seperti misalnya epidermis kulit.
Invaginasi basal:
Merupakan bagian basal dari membran terlihat sebagai bangunan yang berkelok-kelok. Fungsinya untuk memperluas permukaan sekresi dan absorbsi. Contohnya pada sel-sel tubuli ginjal.
Caveolae:
Pada bagian basal dari sel ada bangunan seperti tonjolan ke dalam.
Hemidesmosome:
Bangunan yang terdapat di bagian dasar sel epitelyang berdekatan dengan jaringan pengikat di bawahnya, dimana bentuknya menyerupai desmosome tetapi hanya separuh.

Modifikasi pada permukaan apex/ permukaan bebas sel epitel.

Mikrovili.
Merupakan tonjolan sitoplasma berbentuk silindris yang terdapat pada permukaan bebas sel epitel. Tonjolan-tonjolan tersebut dinamakan berbeda-beda. Misalnya yang terdapat pada tubulus kontortus proksimalis, pleksus khoroideus dan plasenta sebagai brush border, karena berbentuk bulu sikat. Sedangkan tonjolan yang terdapat pada epitel usus dinamakan striated border, karena tampak bergaris-garis. Fungsi mikrovili yaitu memperluas permukaan agar dapat meningkatkan daya absorbsi sel-sel epitel usus. Pada permukaan mikrovili usus terdapat enzim yang berguna untuk memecahkan bahan-bahan makanan agar dapat diabsorbsi.

Stereosilia.
Merupakan jenis mikrovili yang berukuran sangat panjang. Jenis mikrovili ini terdapat pada permukaan epitel duktus epididimis dan duktus deferens yang berfungsi mengatur keadaan lingkungan untuk pematangan spermatozoa.

Kinosilia.
Biasanya dinamakan sebagai silia saja, merupakan tonjolan yang berbentuk sebagai bulu halus dan bersifat motil (bergerak). Kemampuan bergerak tersebut disebabkan karena adanya struktur khusus yang berbeda dengan stereosilia. Sebuah silium tertanam dalam suatu bangunan yang dinamakan korpuskulum basale. Apabila dibuat potongan melintang melalui batang di luar sel, di dalamnya terdapat susunan mikrotubuli yaitu sepasang di tengah dan 9 pasang di sekelilingnya. Silia dapat diketemukan pada epitel traktus respiratorius, oviduk dan uterus.

Krusta.
Merupakan pemadatan sitoplasma di dekat permukaan bebas sel epitel misalnya pada epitel transisional dengan maksud melindungi sel terhadap pengaruh kimiawi di luarnya.

Kuticula.
Merupakan bahan yang disekresikan oleh sel epitel yang kemudian diletakkan sebagai kerak di luar sel epitel. Ini dapat ditemukan sebagai kapsula lentis.
 
 

No comments:

Post a Comment