Saturday, April 20, 2013

Cara Bangkit Dari Keterpurukan

 
5 Cara Bangkit dari Keterpurukan

Kita tentu pernah jatuh sangat jauh dalam kekecewaan kita atau terpuruk. Mungkin karena terlalu banyak cobaan sehingga kita merasa begitu ditekan oleh hidup kita sendiri.
Keadaan terpuruk bukanlah hal buruk, karena kita bisa bangkit dari rasa tersebut dengan beberapa cara ini :

 
 1. Sadari bahwa ini adalah takdir

Setiap tantangan dan rintangan dalam hidup sudah seharusnya menjadi cambuk untuk memotivasi kita mencapai kesuksesan. Kita juga harus paham, hidup tak selamanya indah, karena selalu ada masa-masa di mana kita merasa sedih. Salah satu cara untuk bisa mengikhlaskan itu semua, dengan melihat bahwa setiap kejadian adalah takdir. Dengan cara seperti itu, kita akan menerima bahwa ini semua telah diatur oleh Tuhan, dan selalu mengingat bahwa rencana Tuhan akan indah pada akhirnya.


2. Lakukan yang terbaik

Hidup adalah belajar, jadi saat berbuat kesalahan daripada menyesalinya, lebih baik Anda belajar dari pengalaman. Hal terpenting adalah, dalam kondisi apa pun, selalu lakukan yang terbaik yang Anda bisa.

3. Hadapi masalah tersebut

Seberat apa pun masalah kita, janganlah berlari dari masalah atau menunda-nunda penyelesaiannya. Hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, hanya akan memperburuknya. Dalam hidup, kita harus berani untuk menghadapi masalah dan mencari solusinya.

4. Bersabar

Kita tidak bisa mengharapkan semua masalah bisa terselesaikan secara instan. Ada kalanya kitaharus bisa bersabar dan mengikhlaskan segalanya.Bersabar dan kemudian memikirkan cara terbaik yang baiknya kita lakukan untuk melewati ujian lainnya.

5. Anggap sebagai ujian

Setiap saat kita mendapat masalah atau merasa terpuruk, lihatlah hal tersebut sebagai ujian. Jika Anda berhasil melaluinya, maka cobalah ambil pelajaran dari masalah tersebut.

Yang tiada patut kita lupakan adalah pesan agar kita senantiasa bertakwa kepada Allah dan menjalankan hidup ini untuk mencari ketakwaan kepada Allah. Marilah kita palingkan hati dan perbuatan kita hanya utk mencapai ketakwaan itu. Janganlah kita campuri kesucian hati dan iman dgn tujuan selain Allah. Dunia ini adl perantara yg penuh ujian utk menyaring hamba-hamba yg bertakwa dari yg tidak bertakwa yg beriman dari yg tidak beriman.

Renungkanlah firman Allah yg artinya “Telah nampak kerusakan di muka darat dan di laut akibat perbuatan tangan manusia agar Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali .”

Friday, April 19, 2013

Sistem Gerak Manusia



SISTEM GERAK MANUSIA

Gerak
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau  seluruh bagian tubuhnya.  Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan datang.
Alat gerak
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)
Rangka/Skeleton
Tulang-tulang  yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton. Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :
  1. Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat hampir di semua jenis Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi kecuali Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
  1. Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat pada seluruh Vertebrata, Class Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia (PARAM) kecuali Reptilia jenis Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata Phyllum Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
Fungsi rangka :
  1. Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.
  2. Melindungi organ-organ tubuh yang vital.
  3. Menahan dan menegakkan tubuh.
  4. Tempat pembentukan sel darah.
  5. Tempat perlekatan otot.
  6. Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
  7. Sebagai alat gerak pasif.
Alat gerak pasif/tulang
Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
1) Tulang rawan/tulang muda/cartilago
  • Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam proses osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta dewasa, maka cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian ujung, ruas-ruas persendian tulang.
Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat.  Dengan adanya condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks, sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang rawan berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh darah. Dalam pericondrium  banyak mengandung condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.
  • Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan menjadi :
a. Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama dinding trachea yang berbentuk cincin.
b. Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago Fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada tulang tempurung lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
c. Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila manusia beranjak  dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran eustachius  (pada telinga bagian tengah)  dan daun telinga.
2) Tulang keras/tulang sejati/osteon
  • Osteon berfungsi :
  1. Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.
  2. Sebagai pelindung organ-organ yang vital.
  • Terbentuk melalui proses :
  1. Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang keras.
Pada peristiwa ini tulang rawan akan terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat perekat kolagen sehingga akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat tulang mudah retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh Calcium dan  fosfor (phosphate), hal inilah yang membuat osteon menjadi  keras.
  1. Kalsifikasi
Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa osifikasi.
  • Pembentuk sel tulang sejati disebut osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu sel tulang muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel tulang.  Selaput pelindung tulang sejati disebut periosteum.  Kandungan yang terdapat dalam matriks osteon adalah Calcium Carbonat atau CaCO3 dan Calcium Phosphat atau Ca3(PO4)2.
Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak gambaran suatu sistem yang disebut sistem Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii yaitu suatu kesatuan sel-sel tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf yang membentuk suatu sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau lingkaran-lingkaran yang merupakan kesatuanpembuluh darah dan sel saraf.  Selain itu dalam lamella konsentris terdapat rongga/cawan tempat sel tulang berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang telah mati hanya akan nampak rongga/lekukannya saja.  Antar lakuna dihubungkan dengan saluran kecil beruapa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi untuk menyalurkan kebutuhan nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini tersusun dari pembuluh darah dan sel saraf.
  • Pembagian tulang :
a. Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi :  (PIPIPEN)
©       Tulang pipa/panjang
Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua bagian ujungnya terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak.
Tulang  pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang disebut diafise. Daerah antara diafise dengan epifise terdapat cakraepifise a9tepatnya lebih mengarah pada dekat ujung epifise) yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah menulang.
Tulang pipa dapat dijumpai pada Os. Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os. Fibula, ruas-ruas Os. Digiti Phalanges Manus, dll.
©       Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih, tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah lempengan tulang kompak dan tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum merah.
Tulang pipih dapat dijumpai pada Os. Costae, Os. Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium, dll.
©       Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga tulang pendek berisi sumsum merah.
Tulang pendek dapat dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal, ruas-ruas Os. Carpal, dll.

b. Berdasarkan matriksnya dibedakan menjadi :
©       Tulang kompak/padat
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks padat dan rapat. Tidak dijumpai adanya celah tanpa matriks  dalam rongga tulang ini.
Dapat dijumpai pada tulang pipa/tulang panjang.
©       Tulang spons/bunga karang
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks yang tidak padat/berongga. Dapat dijumpai pada tulang pipih dan tulang pendek.

c. Berdasarkan letaknya tulang dibedakan menjadi :
Tulang Axial terdiri dari :
A. Tulang Tengkorak :
1)      Tulang dahi                                                 : 1 buah
2)      Tulang ubun-ubun                                       : 2 buah
3)      Tulang kepala bagianbelakang                    : 1 buah
4)      Tulang pelipis                                              : 2 buah
5)      Tulang baji                                                  : 2 buah
6)      Tulang tapis                                                 : 2 buah
7)      Tulang mata                                                 : 2 buah
8)      Tulang air mata                                            : 2 buah
9)      Tulang rongga mata                                     : 2 buah
10)   Tulang pipi                                                    : 2 buah
11)   Tulang hidung                                               : 2 buah
12)   Tulang rahang atas                                        : 2 buah
13)   Tulang rahang bawah                                    : 2 buah
14)   Tulang langit-langit                                       : 2 buah
15)   Tulang pangkal lidah                                     : 1 buah
B. Tulang Pendengaran :
1)      Tulang martil                                             : 2 buah
2)      Tulang landasan                                        : 2 buah
3)      Tulang sanggurdi                                      : 2 buah
C. Tulang badan :
1)      Tulang leher                                               : 7 ruas
2)      Tulang punggung                                       : 12 ruas
3)      Tulang pinggang                                        : 5 ruas
4)      Tulang kelangkang                                     : 5 buah
5)      Tulang ekor                                                :4 ruas (menyatu)
D. Tulang dada :
1)      Tulang dada bagian hulu                    : 1 buah
2)      Tulang dada bagian badan                 : 1 buah
3)      Tulang dada bagian taju pedang        : 1 buah
E. Tulang rusuk :
1)      Tulang rusuk sejati                          : 7 pasang
2)      Tulang rusuk palsu                          : 3 pasang
3)      Tulang rusuk melayang                   : 2 pasang
F. Tulang gelang bahu :
1)      Tulang selangka                                        : 2 buah
2)      Tulang belikat                                           : 2 buah
G. Tulang gelang panggul :
1)      Tulang usus                                                : 2 buah
2)      Tulang duduk                                             : 2 buah
3)      Tulang kemaluan                                       : 2 buah
©       Tulang Apendikuler/Extremitas
A. Tulang pergerakan atas :
1)         Tulang lengan atas                                   : 2 buah
2)         Tulang pengumpil                                    : 2 buah
3)         Tulang hasta                                             : 2 buah
4)         Tulang pergelangan tangan                      : 2 x 8 buah
5)         Tulang telapak tangan                              : 2 x 5 buah
6)         Tulang ruas jari tangan                             : 2 x 14 ruas
B. Tulang pergerakan bawah :
1)         Tulang paha                               : 2 Buah
2)         Tulang tempurung lutut             : 2 Buah
3)         Tulang betis                               : 2 Buah
4)         Tulang kering                            : 2 Buah
5)         Tulang pergelangan kaki           : 2 x 7 Ruas
6)         Tulang telapak kaki                   : 2 x 5 Buah
7)         Tulang ruas jari kaki                  : 2 x 14 Ruas

Persendian/artikulasi
Merupakan hubungan antara 2 buah tulang. Struktur khusus yang terdapat pada artikulasi yang dapat memungkinkanuntuk pergerakan disebut  dengan sendi.
Artikulasi dapat dibedakkan menjadi :

1) SINARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi mati.
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.
2) AMFIARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi kaku.
Yaitu hubungan antara 2 tulang  yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan dengan cartilago.  Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang belakang.
3) DIARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi hidup.
Yaitu hubungan antara 2 tulang  yang  dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai pelumas sendi.

Dapat dibedakan menjadi :
a) Sendi engsel
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os. Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.
b) Sendi pelana/sendi sellaris
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan  gerakan kedua arah. Dijumpai pada hubungan antara Os. Carpal dengan Os. Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.
c) Sendi putar
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
d) Sendi peluru/endartrosis
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis virilis.
e) Sendi geser
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan pada satu bidang  saja atau gerakan bergeser. Dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Metatarsal dan ruas-ruas Os. Metacarpal.
f) Sendi  luncur
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang serta gerakan memutar (menggeliat).
g) Sendi gulung
Yaitu hubungan antar tulang yang gerakan tulangnya seolah-olah mengitari tulang yang lain. Dijumpai pada hubungan Os. Metacarpal dengan Os. Radius.
h) Sendi ovoid
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang.  Ujung tulang yang satu berbentuk ovaldanmasuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal.

Alat Gerak Aktif/Otot

Berdasarkan struktur selnya dibedakan menjadi  :

Otot Polos/Licin
  • Memiliki bentuk sel otot seperti silibdris/gelendong dengan kedua ujung meruncing.
  • Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot.
  • Mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
  • Pergerakan sel otot ini diluar kehendak/tanpa disadari dengan sifat pergerakan lambat dan teratur. Sehingga dengan demikian tidak memungkinkan cepat lelah pada sel otot.
  • Sel otot ini banyak dijumpai di seluruh organ dalam tubuh keculai jantung dan rangka.

Otot Lurik/Seran Lintang/Rangka
  • Memiliki bentuk sel yang panjang seperti serabut/benang/filament.
  • Memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi.
  • Memiliki permukaan yang tampak bergaris-garis gelap dan terang yanag melintang pada struktur selnya. Hal ini dikarenakan adanya myofibril yang tidak seragam/tidak sama tebalnya pad permukaan sel otot.
  • Pergerakan sel otot ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga sifat pergerakannya cepat dan tidak teratur serta mudah lelah.
  • Sel otot ini hanya dijumpai di rangka, karena melekat di tulang untuk pergerakan.
Otot Jantung/myocardium
  • Memiliki bentuksel yang memanjang seperti serabut/filament yang bercabang. Percabangan sel otot jantung disebut dengan Sinsitium.
  • Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah.
  • Pergerakan sel otot ini tanpa disadari/diluar kehendak.s ehingga sifat pergerakannya adalah lamat, teratur dan tidak mudah lelah.
  • Sel otot ini hanya dijumpai pada organ jantung.
Berdasarkan cara kerjanya dibedakan  menjadi :
1) Otot sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan yang searah.
Ex :
©       Seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan telapak  tangan untuk menelungkup.
©       Seluruh otot supinator yang mengatur pergerakan telapak tangan m enengadah.
2) Otot antagonis
Yaitu hubungan antar otot sayng cara kerjanya saling berlawanan/bertolak belakang/tidak searah.
Macamynya :
  • Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan).
  • Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor (mendekatisumbu badan).
  • Otot supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).
  • Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas).
Berdasarkan perlekatannya dibedakan  menjadi :
1 Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
2 Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.

Bagan/skema mekanisme cara kerja otot.
1 Kontraksi
Impuls - sel otot - ujung saraf - asetilkolin - sel otot membebaskan ion Ca 2+ protein aktin + miosin  - aktomiosin - serabut otot memendek - kontraksi.
2 Relaksasi
Impuls - sel otot - ujung saraf - asetilkolin - sel otot menyerap ion Ca 2+ protein aktomiosin  - aktin dan miosin - serabut otot memanjang - kontraksi.
Kelainan pada tulang dan otot
Penyebab kelaian oleh :
  • Genetis
  • Kuman penyakit.
  • Kelainan susunan tulang dan sendi.
  • Kebiasaan sikap duduk yang salah.
  • Kebiasaan aktivitas kerja yang berlebihan.
  • Kurang gizi.
  • Kecelakaan.
Macam kelainan pada sistem gerak
  • Fraktura /patah tulang 
  • Yaitu kelainan pada tulang akibat kecelakaan, baik kendaraan bermotor atau jatuh. Dibedakan menjadi 2 yaitu fraktura yang tertutup (patah tulang yang tidak sampai merobek  kulit/otot) dan fraktura yang terbuka (patah tulang yang merobek/menembus kulit/otot).
  • Osteoporosis
  • Yaitu kelainan pada tulang  yang disebakan karena adanya pengeropososan tulang. Hal ini karena tubuh sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan Calcium  secara normal.
  • Fisura/retak tulang
  • Yaitu kelainan tulang yang  menimbulkan keretakan pada tulang, akibat kecelakaaan.
  • Lordosis
  • Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang  melekung pada daerah lumbalis. Ha ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.
  • Skolisosis
  • Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung ke araah lateral. Hal ini akan  menyebabkan badan akan bengkok membentuk huruf S.
  • Kifosis
  • Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang yanag terlalu membengkok ke  belakang.
  • Hipertrofi
  • Yaitu kelainan otot yang membesar dan menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan kegiatan/aktivitas yang terus menerus secara berlebihan.
  • Atrofi
  • Yaitu kelainan otot yang mengecil, lemah, fungsi otot yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penyakit polimielitis yang dapat merusakkan sel saraf pada otot.
  • Stiff/kaku leher
  • Yaitu kelainan otot karena adanya peradangan otot trapesius leher akibat gerakan yang menghentak secara tiba-tiba/salah gerak.
  • Tetanus
  • Yaitu kelainan otot yang disebabkan adanya infeksi bakteri Clostridium tetani. Sehingga menyebabkan otot menjadi kejang-kejang.

Monday, April 15, 2013


Jaringan Ikat


Jaringan ikat memiliki variasi yang sangat luas berdasarkan morfologi, letak geografis dan strukturnya. Fungsi utama adalah sebagai penghubung jaringan. Secara embriologis, jaringan ikat berasal dari mesoderm. Dari lapis mesoderm ini, sel multipoten pada embryo atau dikenal dengan sebutan mesenkim berkembang menjadi jaringan penyambung, jaringan ikat, tulang, dan darah.
Komponen jaringan ikat terdiri atas sel dan matriks ekstra seluler. Ekstra seluler tersebut teridi atas substansi dasar dan serabut jaringan ikat. Sel jaringan ikat merupakan komponen penting pada beberapa jenis jaringan ikat, sedangkan serabut jaringan ikat juga merupakan komponen penting pada tipe jaringan ikat yang lainnya. Walaupun demikian, ketiga komponen jaringan ikat memegang peran penting di dalam jaringan ikat.
Fungsi Jaringan Ikat
Jaringan ikat mempunyai banyak fungsi, namun yang paling utama adalah sebagai penunjang dan pengikat, media untuk pertukaran, pertahanan tubuh, dan penyimpan lemak. Fungsi sebagai penunjang karena jaringan ikat dapat membentuk kapsula yang membungkus organ yang sekaligus menunjang fungsi organ tersebut. Jaringan ikat juga berperan sebagai media pertukaran hasil metabolik dalam jaringan dan zat nutrisi serta oksigen di dalam darah dan pada beberapa sel dalam tubuh. Fungsi pertahanan dan proteksi diperan kan oleh beberapa sel jaringan ikat seperti sel fagositik, sel immunokompeten, dan sel penghasil substansi khusus dalam tubuh.
Pada setiap jaringan ikat terdapat 3 unsur utama, yaitu
1. Sel jaringan ikat
2. Substansi dasar
3. Serabut jaringan ikat
Sel Jaringan Ikat
Pemerian sel jaringan ikat didasarkan atas penampilannya dalam jaringan ikat. Sel jaringan ikat dibagi dalam dua kategori yaitu sel yang tetap (fixed cells) dan sel kelana (transien cells atau wandering cells). Sel tetap merupakan sel yang tetap berada di tempat. Sel tetap sifatnya stabil dan berumur panjang. Yang termasuk ke dalam sel tetap adalah : Fibroblas, Perisit, sel lemak, sel mast, dan makrofag. Sedangkan sel kelana adalah sel yang berasal dari sumsum talang dan ikut sirkulasi aliran darah. Sifat sel kelana adalah berumur pendek. Sel kelana akan migrasi ke jaringan ikat karena adanya rangsangan. Yang termasuk ke dalam sel kelana adalah Sel plasma, mackrofag, limfosit, neutrofil, eosinofil, basofil, dan monosit.
Jenis-jenis sel tetap :
1. Fibroblas :
Salah satu jenis sel yang paling banyak terdapat pada jaringan ikat longgar. Diperkirakan berperan sebagai sel penghasil serabut dan substansi dasar. Fibroblas merupakan sel besar, bercabang-cabang yang dari samping berbentuk seperti gelendong. Cabang-cabangnya langsing. Inti lonjong atau memanjang dan kromatin halus. Pada sedian histologi, gambaran sel tidak begitu jelas dan ciri inti digunakan sebagai pedoman untuk menentukannya.
Fibroblas muda, secara aktif mengahsilkan protein, sitoplasma bersifat basofilik. Pada Fibroblas tua, dan relatif yang kurang aktif sitoplasmanya jarang, dan hanya basofilik lemah. Fibroblas tua atau yang kurang aktif kadang-kadang disebut fibrosit. Fibroblas diperkirakan sebagai sel tetap pada jaringan ikat, tetapi mereka tetap bisa tumbuh dan bergenerasi.
2. Perisit
Merupakan sel yang berasal dari sel mesenkim yang tidak berdiferensiasi. Perisit adalah sel perikapiler dengan posisi tetap pada sel endothel kapiler darah dan vena kecil. Sel ini berbentuk memanjang dan dikelilingi oleh lamina basalis yang terus berhubungan dengan membran basalis kapiler. Perisit mempunyai kompleks Golgi, mitokondria, mikrotubulus dan filamen. Perisit mempunyai karakteristik seperti sel endothel dan sel otot polos yaitu mengandung aktin, myosin dan tropomyosin. Karena itu, fungsi perisit dihubungkan dengan proses kontraksi yang mengatur aliran darah pada kapiler. Pada kejadian tertentu sperti terjadinya perlukaan, perisit kemungkinan dapat berubah menjadi sel otot polos dan sel endotjel pada kapiler darah.
3. Sel Lemak
Sel lemak sering disebut adiposit, dan berasal dari sel mesenkim yang tidak mengalami diferensiasi. Fungsi sel lemak adalah untuk mensintesis dan menyimpan triglyserida. Ada dua jenis sel lemak yakni sel unilokular yaitu mengandung satu unit sel lemak dan ukurannya besar dan membentuk jaringan lemak putih. Sedangkan sel lemak yang dibentuk oleh banyak unit lemak namun ukurannya kecil disebut multilokular dan membentuk jaringan lemak coklat. Penyebaran lemak putih lebih banyak dibanding dengan lemak coklat. Sel lemak putih berbentuk bulat atau polihedral dengan diameter 120 ųm. Sel lemak coklat berbentuk poligonal.
4. Sel Mast
Sel Mast tersebar luas pada jaringan ikat, tetapi cenderung mengelompok kecil-kecil pada pembuluh darah. Mudah dikenal karena terdapat granula pada sitoplasmanya. Bentuk sel lonjong, tidak beraturan dan kadang-kadang memiliki kaki semu pendek. Inti sel kecil dan tidak mencolok. Sel Mast menghasilkan antikoagulan yaitu heparin, histamin yang mengakibatkan vasodilatasi, dan serotonin yang berperan sebagai vasokonstriktor. Selain itu, sel Mast melepaskan mediator seperti faktor anafilaktif dan pengaktif trombosit.
5. Makrofag :
Sering disebut histiosit. Populasi sel ini hampir sama dengan fibroblas. Makrofag kebanyakan ditemukan pada daerah yang kaya pembuluh darah. Bentuk sel tidak beraturan dan cabang-cabangnya pendek. Bila dirangsang, dapat melakukan gerakan amuboid dengan kaki-kaki palsu terjulur ke segala arah. Merupakan tipe sel pengembara. Inti berbentuk lonjong , kadang-kadang berlekuk, lebih kecil dari inti fibroblas.Sitoplasma berwarna gelap. Sel ini mempunyai kemampuan menelan. Makrofag berperan untuk pertahanan tubuh karena dapat bergerak dan berdaya fagositosis. Juga berperan dalam reaksi imunologis. Makrofag menghasilkan sejumlah substansi penting seperti, lisozim, elastase, kolagenase, dan interferon.
Jenis Sel Pengembara
1. Sel Plasma
Sel ini mirip limfosit. Sitoplasmanya lebih banyak dan bersifat basofilik dengan inti terletak eksentris. Ukuran sel ini besar dengan diameter 20 µm. Kromatin inti menggumpal di tepi dan tersusun menyerupai ruji roda pedati. Sel ini sering terdapat pada membran serosa dan jaringan limfoid dan banyak pada tempat radang. Sel Plasma merupakan deferensiasi khusus dari limfosit. Sel ini menghasilkan antibodi.
2. Limfosit.
Umumnya, sel darah putih ini bersirkulasi pada aliran darah. Akan tetapi sering migrasi melawati kapiler darah menuju ke jaringan ikat khususnya pada saat terjadinya peradangan.
3. Neutrofil
Sel yang berperan di dalam fagositosis dan penghancur bakteri pada daerah radang. Hasil dari proses ini akan terbentuk nanah, yaitu pengumpulan jaringan yang telah mati.
4. Eosinofil
Eosinofil bersama dengan neutrofil juga berperan pada peradangan terutama pada kejadian terinfestasi cacing serta pada kejadian reaksi alergi
Sel Pigmen : sel – sel yang mengandung pigmen jarang ditemukan pada jaringan ikat longgar, namun biasa dijumpai pada jaringan ikat padat. Beberapa dari sel pigmen tersebut adalah Melanosit. Berperan dalam mengahasilkan melanin, yaitu penyerap sinar cahaya.
Substansi Dasar
Substansi dasar ini membentuk matriks. Substansi intersel memberi kekuatan dan penyokong bagi jaringan dan berfungsi sebagai medium untuk perembesan cairan jaringan.
Substansi intersel amorf berbentuk gel kaku dan berperan membantu untuk memberikan kekuatan dan sokongan pada jaringan dan media untuk difusi nutrisi. Bahan amorf terdiri atas glikosaminoglikans (polisakarida yang mengandung gula amino) dan glikoprotein. Glikosaminoglikans yang banyak pada jaringan ikat adalah: asam hialuronat, kondroitin sulfat, dermatan sulfat, keratan sulfat, heparan sulfat. Sedangkan, proteoglikan pada jaringan ikat adalah : fibronektin, laminin, dan kondronektin.
Serabut Jaringan Ikat
Dalam jaringan ikat terdapat 3 jenis serabut, yakni serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikuler. Ketiga jenis serabut ini dibedakan berdasarkan penampilan dan sifat kimianya. Semua serabut merupakan protein.
1. Serabut Kolagen,
Terdapat pada semua jenis jaringan ikat. Terdiri atas protein kolagen. Pada keadaan segar berwarna putih. Diameternya berkisar antara 1-12 mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi berkas serabut yang lebih besar. Dalam keadaan segar bersifat lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut kolagen bergelombang, karenannya bersifat lentur.
Benang serabut kolagen yang paling halus yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya adalah fibril dengan tebal kurang lebih 0,3 sampai 0,5 µm. Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan serabut yang lebih kecil yang disebut miofibril dengan diameter 45 sampai 100nm. Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop elekron dan tampak mempunyai garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm.
Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen direbus akan menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsin dan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang yang paling utama dan secara genetik berbeda. Keenam tipe kolagen tersebut adalah :
1. Tipe I : tipe kolegen yang paling banyak ditenukan. Terdapat pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi dan sementum
2. Tipe II : kolagen tipe ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elastik
3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler
4. Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan engan lamina tersebut
5. Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I
6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina
2. Serabut Elastin
Serabut elastin terlihat sebagai pita pipih atau benang silindris panjang dan sangat elastis. Daya elastisitas ini disebabkan karena serabut elastin mengandung protein elastin. Elastin merupakan material amorf yang kandungan utamanya adalah asam amino glysin dan prolin. Serat elastin tidak terpengaruh oleh air panas atau dingin atau larutan asam dan alkali. Tertapi dapat dicerna secara enzymatik oleh enzym elastase pankreas. Ukurannya antara 1-4 mikrometer. Lazimnya bercabang dan membentuk jalinan. Dalam keadaan segar, serabut elastin berwarna kekuning-kuningan. Dengan pengecatan HE serabut elastin berwarna merah jambu. Terdapat pada organ yang memerlukan daya elastisitas ,yaitu daun telinga, pita suara, trakea, ligamentum nukhe, kulit dan pembuluh arteri.
Gambar : Serabut Elastin
3. Serabut Retikuler
Serat retikuler adalah serat kolagen yang sangat halus tersusun membentuk suatu kerangkan penyokong seperti jala atau retikulum. Serabut retikuler terdiri atas fibril kolagen (kolagen tipe III) yang dibalut oleh proteoglikan dan glikoprotein. Akan tampak bila dicat dengan garam perak. Bentuknya lembut dan membentuk jalinan. Ditemukan pada kapiler, serabut otot, serabut saraf, jaringan lemak dan hepatosit.
Kategori Jaringan Ikat :
Sifat jaringan ikat sangat bervariasi. Penampilannya tergantung pada proporsi relatif san susunan unsur sel, substansi, dan serabut jaringan ikat. Berdasarkan perkembangannya, sel, serabut dan matrik, jaringan ikat dibagi menjadi Jaringan ikat Embrional dan Jaringan ikat Dewasa seperti terlihat pada Tabel1.
Tabel 1. Klasifikasi Jaringan Ikat
A. Jaringan Ikat Embryonal
1. Jaringan Ikat Mesenkim
2. Jaringan Ikat Mukosa
B. Jaringan Ikat Dewasa
1. Jaringan Ikat Longgar
2. Jaringan Ikat Padat
a. Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur
b. Jaringan Ikat Padat Teratur
1. Kolagen
2. Elastik
3. Jaringan Retikuler
4. Jaringan Lemak
JARINGAN IKAT EMBRIONIK
1. Mesenkim
Hanya ditemukan pada jaringan embryo dan terdiri dari sel mesenkim, memiliki penjuluran panjang saling berhubungan membentuk jalinan tiga dimensi. Matriks jaringan ikat cukup banyak dan pada tahap-tahap awalnya adalah cairan yang dapat mengental tetapi kemudian mengandung serabut-serabut halus. Sel mesenkim mempunyai inti lonjong. Sel mesenkim dapat menumbuhkan organ tubuh.
Gambar Jaringan Ikat Mesenkim
2. Jaringan Ikat Mukosa
Selnya membentuk jalinan, matriknya diisi oleh massa gel terutama mengandung asam hyaluronat. Jaringan ikat ini telah mengandung serabut kolagen terutama tipe I dan III serta fibroblast. Jaringan ikat ini dikenal juga dengan nama Wharton’s jelly. Terdapat pada hipodermis embrio dan tali pusar. Pada dewasa terdapat pada lipatan omasum dan glans penis.
Gambar : Jaringan Ikat Mukosa
JARINGAN IKAT DEWASA
Memiliki sel, serabut dan matrik. Serabut pada jaringan ikat dewasa berbeda dalam jenis, kuantitas dan ukurannya.
1. Jaringan Ikat Longgar.
Jaringan ikat longgar dikenal juga dengan nama Jaringan Ikat Areolar. Jenis jaringan ikat ini banyak ditemukan pada hewan dewasa. Jaringan ikat ini menciri dengan banyak ditemukan adanya substansi dasar dan cairan jaringan. Jaringan ikat ini juga banyak mengandung sel dan serabutnya longgar. Serabutnya adalah kolagen, elastis dan retikuler. Jumlah serabutnya tergantung orientasi, susunan dan kuantitasnya. Jaringan ikat longgar banyak mengandung sel pengembara seperti makrofag, sel mast dan sel yang tidak berdeferensiasi. Jaringan ini banyak dijumpai pada pembuluh darah, saraf, diantara berkas otot, di bawah epitel. Fungsi jaringan ini sebagai pengisi, penunjang dan bantalan.
Gambar : Jaringan Ikat Longgar
2. Jaringan Ikat Padat
Jumlah serabut lebih banyak dari sel dan matrik. Jaringan ikat padat dibagi menjadi 2, yaitu Jaringan Ikat Padat teratur dan Tidak teratur.
Jaringan Ikat Padat Teratur, mengandung terutama serabut kolagen. Serabut kolagen paling banyak dan tersusun saling menyilang. Populasi sel yang utama adalah fibroblast. Banyak dijumpai pada organ seperti : kapsula paru-paru, kapsula hati, ginjal, limpa, testis, fasia, aponeurosa, perikardium dan dermis.
Gambar : Jaringan Ikat Tidak Teratur
Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur, terdapat dua bentuk tergatung macam serabutnya. Pada tendon dan ligamen mayoritas kolagen sedangkan pada ligamentum nukhe serabut elatis yang utama.
3. Jaringan Retikuler
Terdiri dari sel retikuler dan serabut kolagen tipe III, yang saling berhubungan membentuk jalinan tiga dimensi. Terdapat pada jaringan limfoid dan mieloid.
4. Jaringan Lemak,
Merupakan bentuk jaringan khusus dimana selnya mampu menimbun lemak. Ada dua macam yaitu lemak coklat dan lemak putih.
Jaringan lemak putih terbagi atas septa berbentuk jaringan ikat longgar menjadi kelompok sel lemak disebut lobulus. Tiap sel dikelilingi oleh serabut kolagen dan retikuler. Diameter sel lemak 200 µm dan mengandung satu unit lemak. Sitoplasma tipis dan inti pipih.
Gambar : Lemak Putih
Jaringan Lemak Coklat, selnya lebih kecil dari lemak putih. Unit-unit kecil lemak tersebar pada sitoplasma. Kadar sitokrom tinggi, sehingga warnanya coklat. Banyak dijumpai pada rodensia dan binatang berhibernansi.
Gambar : Lemak Coklat
100 Best Movie Life-Time

Berkut ini adalah 100 film terbaik sepanjang masa. Penilaian dilakukan oleh puluhan ribu orang, dengan memberikan rating kepada film - film tersebut. Film yang mendapat rating paling tinggi berhak menyandang gelar "film terbaik sepanjang masa". Inilah daftarnya :

1.The Shawshank Redemption (1994)   
2.The Godfather (1972)   
3.The Godfather: Part II (1974)   
4.The Good, the Bad and the Ugly (1966)   
5.Pulp Fiction (1994)   
6.Schindler's List (1993)   
7.Toy Story 3 (2010)   
8.12 Angry Men (1957)   
9.One Flew Over the Cuckoo's Nest (1975)   
10.Star Wars: Episode V - The Empire Strikes Back (1980)   
11.The Dark Knight (2008)   
12.The Lord of the Rings: The Return of the King (2003)   
13.Star Wars: Episode IV - A New Hope (1977)   
14.Seven Samurai (1954)   
15.Casablanca (1942)   
16.Goodfellas (1990)   
17.Fight Club (1999)   
18.City of God (2002)   
19.The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring (2001)   
20.Raiders of the Lost Ark (1981)   
21.Rear Window (1954)   
22.Psycho (1960)   
23.The Usual Suspects (1995)   
24.Once Upon a Time in the West (1968)   
25.The Silence of the Lambs (1991)   
26.The Matrix (1999)   
27.Se7en (1995)
28.Memento (2000)   
29.It's a Wonderful Life (1946)   
30.The Lord of the Rings: The Two Towers (2002)   
31.Sunset Blvd. (1950)   
32.Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb
33.North by Northwest
34.Citizen Kane (1941)   
35.The Professional (1994)   
36.Apocalypse Now (1979)   
37.Forrest Gump (1994)   
38.American Beauty (1999)   
39.American History X (1998)   
40.Taxi Driver (1976)   
41.Terminator 2: Judgment Day (1991)   
42.Vertigo (1958)   
43.Lawrence of Arabia (1962)   
44.Alien (1979)   
45.Amélie (2001)   
46.Saving Private Ryan (1998)   
47.WALL·E (2008)   
48.The Shining (1980)   
49.A Clockwork Orange (1971)   
50.Paths of Glory (1957)   
51.The Departed (2006)   
52.The Pianist (2002)   
53.To Kill a Mockingbird (1962)   
54.Aliens (1986)   
55.Spirited Away (2001)   
56.The Lives of Others (2006)   
57.M (1931)   
58.Double Indemnity (1944)   
59.Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004)
60.Chinatown (1974)   
61.Requiem for a Dream (2000)   
62.L.A. Confidential (1997)   
63.Reservoir Dogs (1992)   
64.The Third Man (1949)   
65.Das Boot (1981)   
66.The Treasure of the Sierra Madre (1948)   
67.Monty Python and the Holy Grail (1975)   
68.City Lights (1931)   
69.Pan's Labyrinth (2006)   
70.The Bridge on the River Kwai (1957)   
71.Raging Bull (1980)   
72.The Prestige (2006)   
73.Back to the Future (1985)   
74.Inglourious Basterds (2009)   
75.2001: A Space Odyssey (1968)
76.Life Is Beautiful (1997)   
77.Modern Times (1936)   
78.Singin' in the Rain (1952)   
79.Some Like It Hot (1959)   
80.Amadeus (1984)   
81.Downfall (2004)   
82.Full Metal Jacket (1987)   
83.Inception (2010)   
84.Up (2009)   
85.Braveheart (1995)   
86.Cinema Paradiso (1988)   
87.The Maltese Falcon (1941)   
88.Once Upon a Time in America (1984)   
89.All About Eve (1950)   
90.Rashômon (1950)   
91.The Green Mile (1999)   
92.Metropolis (1927)   
93.Gran Torino (2008)   
94.The Elephant Man (1980)   
95.The Great Dictator (1940)   
96.Sin City (2005)   
97.The Apartment (1960)   
98.Rebecca (1940)   
99.Gladiator (2000)   
100.The Sting (1973) 


Kebanyakan film tahun 90-an. Meski kualitas teknologi nya memang belum sebaik sekarang, tetapi kisah yang disuguhkan serta totalitas artis-artis yang memerankannya membuat film 90-an tidak kalah dibanding film abad 20 yang temanya lebih condong serupa di beberapa judul film



Jaringan Epitel

JARINGAN EPITEL

Sebagian besar epitel tumbuh dari lapisan ektoderm dan endoderm, walaupun ada sejumlah epitel yang berasal dari mesoderm. Dari lapisan ektoderm misalnya epitel kulit dan derivatnya seperti rambut, bulu, cakar, kuku, tanduk, jengger, gelambir, invaginasi kulit. Dari lapisan endoderm : melapisi bagian dalam tubuh, misalnya epitel dinding duodenum. Pada umumnya mesoderm yang terdapat di antara ektoderm dan entoderm embrio akan menjadi jaringan pengikat atau otot. Sedangkan epitel yang berbentuk membran dan berasal dari mesoderm ada 2 yaitu : endotelium yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah, jantung dan pembuluh limfe. Mesotelium yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu seperti misalnya melapisi peritonium, pleura dan perikardium. Dalam perkembangan, pada suatu tempat epitel dapat melekuk, menjadi batang atau pipa sehingga menjadi epitel kelenjar.

Dari uraian ini maka jaringan epitel dapat menjadi 2 kelompok yakni :
I. Epitel pelapis yaitu epiteliumsuperfisiale yang bersifat membran atau lembaran/lapisan.
II. Epitel kelenjar yaitu epitelium glandulare.
I. EPITEL PELAPIS :

Epitel ini dapat dikelompokan dan diberi nama berdasarkan patokan tertentu.
1. Berdasarkan bentuk sel epitel:
  • Epitelium squamousum dengan epiteliocytus squamous: pipih/gepeng
  • Epitelium kuboideum dengan epiteliocytus cuboideus.: kuboid.
  • Epitelium kolumnar dengan epiteliocytus columnaris: silindris.
Untuk melihat bentuk sel epitel tersebut tidak cukup melihat dari arah permukaan epitil yang kebanyakan berbentuk poligonal. Namun yang penting bentuk pada potongan tegak lurus permukaannya.

Sel pipih/ gepeng/ squamous:
Karena berbentuk sebagai sisik ikan maka disebut sel squamuos. Dengan demikian ukuran tinggi/tebal kurang dari ukuran panjang dan lebar selnya. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang), epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Sedangkan apabila dilihat dari permukaan epitil tampak sel-selnya berbentuk poligonal
Gambar Epitel pipih selapis
Sel kuboid:
Mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sekarang nampak sebagai bujur sangkar. Biasanya inti berbentuk bulat terletak ditengah sel. Dari permukaan, epitel bentuk selnya nampak poligonal.
Gambar epitelium kuboid selapis.
Sel kolumner/silindris:
Mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitelnya nampak selnya berbentuk poligonal biasanya inti yang berbentuk oval terletak agak kearah basal.
Gambar epitel silindris selapis.

2. Berdasarkan Jumlah Lapisan Sel Epitel:
  • Epitelium simpleks: selapis (seperti contoh gambar di atas)
  • Epitelium stratifikatum/kompleks: berlapis-lapis. Berlapis, hanya sel-sel dasar (basal) saja mencapai membrana basalis.

Gambar skematis tipe-tipe epitelium

  • Epitelium pseudostratifikatum/pseudokompleks: Semua berlapis. Melihat letak deretan inti sel-sel,seakan-akan epitel ini berlapis,namun sebenarnya tidak berlapis, sebab semua sel bersandar pada membrana basilis : hanya ukuran tinggi sel-sel berbeda-beda.


Gambar Epitel Pseudokompleks bersilia.

  • Epitelium transitionale: Epitil peralihan. Jenis epitil ini terutama dimiliki oleh alat berongga yang dapat mekar jika bertambah isi. Oleh karena itu bentuk sel berlapis yang kolumner dapat berubah menjadi kuboid rendah jika alat penuh isi. Ciri khas epitil ini adalah bahwa lapisan permukaan yang membatasi lumen dilengkapi dengan sel-sel khusus,berbentuk bulat,yang akan menjadi sel payung jika alat mengembang. Contoh dijumpai pada ureter dan Vesika urinaria.

Gambar epitel transisional

3. Berdasarkan Jumlah dan Bentuk Sel Epitel dikenal:
  • Epitelium simpleks squamosum/epitel selapis pipih. Contoh : lapisan luar kapsula glomeruli pada ginjal, labyrinth, endotelium, permukaan dalam menbrana tympani, retetestis, vasa darah dan limfa, duktus alveolaris dan alveoli paru, mesotelium rongga tubuh,pars descendens ansa henle pada ginjal. Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan.
Gambar epitelium pipih selapis

  • Epitelium simpleks kuboideum/epitel kuboid selapis susunannya terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah. Contoh : pada plexus choroideus di ventriculus otak, folikel glandula thyroidea, epitel germinativum pada permukaan ovarium, epitel pigmentosa retinae, ductus exretorius beberapa kelenjar.
Gambar epitelium kubus selapis

  • Epitelium simpleks columnare/epitel silindris selapis: susunannya terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris dengan inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Contoh : pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, ductus exretorius beberapa kelenjar. Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sebagai sekresi,karena diantarannya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Bahkan pada beberapa tempat terdapat hampir seluruh epitelnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala,sekarang dinamakan sel piala (goblet sel)

Gambar Epitelium silindris selapis dengan goblet sel

  • Epitelium squamosum compleks/epitelium stratificatum squamosum/epitel gepeng berlapis: Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang) terlihat berbagai bentuk sel yang menyusunnya, walaupun disebut epitel gepeng. Yang berbentuk gepeng hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan,sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Diatas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.Epitel jenis ini sangat cocok untuk berfungsi proteksi,tetapi sebaliknya kurang cocok untuk fungsi sekresi. Oleh karena itu, apabila pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, bukanlah berasal dari epitil itu sendiri melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat dibawah epitil. Karena berlapis dan tebal,maka kemungkinan timbul gangguan nutrisi.Sekarang epitil jenis ini dibedakan 2 macam yaitu :
  • Epitelium stratificatum squamosum noncornificatum/epitel gepeng berlapis tanpa keratin (tanpa penandukan). Epitel ini terdapat pada permukaan basal,misalnya pada covum oris, oesofagus, cornea, conjuntiva, vagina dan urethrae feminina.
.
Gambar epitel pipih berlapis tanpa penandukan
  • Epitelium stratificatum squamosum cornificatum/epitel gepeng berlapis berkeratin penandukan). Struktur epitel ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, kecuali sel-sel permukaannya mengalami perubahan menjadi suatu lapisan yang mati yang tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut merupakan lapisan keratin. Jenis epitel ini diketemukan pada permukaan epidermis kulit.

Gambar epitel pipih berlapis yang mengalami penandukan
Mempelajari epitel gepeng berlapis dapat dilihat lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit sebagai berikut :
  • Stratum basale : merupakan lapisan dasar,sel berbentuk silindris pendek atau kubus. Dalam sitoplasmannya terdapat butir-butir pigmen melanin.
  • Stratum spinosum : lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan dengan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome.
  • Stratum granulosum : lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sunmbu panjangnya sejajar permukaan. Didalam sel-selnya terdapat butir-butir keratolin,oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahn faali.
  • Stratum lusidum : lapisan ini kadang-kadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yangtelah mati yang mengandung zat yang dinamakan eleidin dalam sitoplasmanya.
  • Stratum korneum : merupakan lapisan yang teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, bagian-bagian epidermis dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang dinamakan stratum disjunctum.
  • Epitelium silindrikum kompleks/epitel silindris berlapis/stratified columnar epithelium. Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membrana basalis. Lapisan sel-sel dibawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Contoh : pada fornix conjunctiva, urethrae pars kavernosa, peralihan oropharynx ke larynx. Pada permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, misalnya pada facies nasalis falatum molle, larynx dan esofagus dari fetus.


Gambar epitel silindris berlapis (terlihat melapisi dinding lumen)

  • Epitelium kuboideum kompleks/epitel kubus berlapis.Merupakan epitil berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid.
Contoh : pada dinding antrum folikuli ovarii, duktus exkretorius glandula parotis.
Gambar Epitelium kuboid berlapis.

  • Epitelium cylindricum pseudocompleks/epitel silindris bertingkat/epitil silindris berlapis semu. Epitil ini sepintas lalu, mirip epitil berlapis, namun apabila diperhatikan secara seksama ternyata tidak berlapis. Epitil jenis ini pun mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi sehingga epitil ini disebut epitil silindris berlapis semu bersilia. Contoh : dijumpai pada trachea, broncus yang besar, ductus deferens.


Gambar Epitel silindris berlapis semu

EPITEL KHUSUS

  1. Epitel bersilia: ada 2 macam silia yaitu silia bergerak (kinosilia), gerak sendiri contoh pada spermatozoa dan gerak zat lain contoh pada sel respiratorius dan oviduk. Silia tidak bergerak (stereosilia), seperti mikrovili panjang-panjang saling bergandengan melalui anastomosis yang fungsinya memperluas permukaan skretorik. Contoh pada duktus epididimis.
  2. Neuroepitelium: Sel epitel ini mengalami deferensiasi sehingga dapat menghantarkan stimulus, mempunyai rambut seperti silia. Contoh dapat dijumpai pada organ gustus (pengecap), epitel olfaktorius.
  3. Epitel berpigmen: epitel yang berfungsi dalam penangkapan sinar matahari. Contoh pada retina mata.
  4. Myoepitelium: epitel ini mengandung myofibril (serabut otot) sehingga dapat berkontraksi. Terbentuk dari sel mio-epitel, dimana sel ini terdapat antara kutub dasar sel epitel kelenjar dan membrana basalis, berbentuk bintang memeluk sel kelenjar, mengandung filamen kontraktil, sel ini dianggap ikut membantu “memeras” sekret keluar dari kelenjar. Disebut juga sebagai sel keranjang karena sel mioepitel diduga berfungsi membantu mendorong sekrit kelenjar ke dalam ductus excretorius, apalagi terlihat bahwa tonjolan-tonjolan sitoplasmanya yang panjang mengelilingi Pars secretoria membentuk anyaman sebagai keranjang.
  5. Endotelium: Epitel ini mempunyai bentuk pipih selapis, menjadi dinding terdalam dari pembuluh darah dan limfe. Fungsi endotelium sebagai media pertukaran zat antara pembuluh darah dengan ruang jaringan ikat.
  6. Mesotelium: Bentuk epitel ini mirip dengan endotelium, yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu misalnya yang melapisi peritoneum, pleura dan pericardium.
  7. Retikuler epitelium: epitel ini membentuk jala / retikuler. Contoh dapat dijumpai pada timus dan organ-organ pembentuk darah.
  8. Synsisium: merupakan epitel dengan batas sel mengabur. Pada pembentukan epitel, batas samping sel-sel dapat mengabur, sukar dilihat, sehingga pada pemeriksaan preparat dengan pengecatan Haematoksilin-Eosin (HE), epitelnya hanya dapat dikenal dengan melihat inti-inti sel yang berderet-deret. Contoh pada vili choriales plasenta.

STRUKTUR KHUSUS PADA PERMUKAAN SEL EPITEL

Pengkhususan struktur pada permukaan sel epitel merupakan modifikasi pada permukaan lateral, bagian basal dan bagian apeks. Terjadinya modifikasi untuk berbagai fungsi seperti mengikat epitelium yang satu dengan yang lainnya, difusi antar sel, untuk penghalang (barier) antar sel, masuknya zat-zat dari lumen yang dibatasi oleh jaringan dibawahnya, untuk komunikasi antar sel, untuk mengisi celah antar sel pada tempat tertentu dan merambatkan listrik.

Modifikasi pada permukaan lateral/ sisi sel epitel.

Merupakan hubungan antar sel-sel epitel yaitu cara perlekatan satu sel dengan tetangga bermacam-macam disebut junctio intercellularis, ada 2 macam yaitu Junctio intercellularis simpleks dan Junctio intercellularis kompleks. Junctio intercellularis simpleks: sederhana, berupa gambaran serupa jari-jari kedua tangan yang saling terjalin disebut junctio intercellularis digitiformis, yang berfungsi memperluas dan memperkuat perlekatan antar sel. Contoh pada epitelium pipih selapis. Sedangkan junctio-intercellularis kompleks merupakan bangunan yang cukup kompleks disebut “Junctional Complex” yaitu: Zonula occludens (Tight Junction), Zonula adhaerens (Intermediate junction), Desmosome (Macula adhaerens), Nexus (Gap junction).
Istilah Macula merupakan daerah kecil berupa bercak sedangkan Zonula dimaksud apabila daerah tersebut melingkari sel sebagai gelang. Istilah Adhaerens dimaksudkan untuk struktur khusus pada membran sel yang berdekatan dengan jarak antara 200 A- 250 A, di dalam celah antara sel tersebut berisi bahan yang diduga berguna untuk melekatkan satu sama lain. Istilah Occludens diterapkan untuk sel-sel yang berhadapan sedemikian dekatnya sehingga masing-masing membran plasmanya berhimpitan langsung tanpa dipisahkan oleh celah. Gap junction merupakan bentuk hubungan antar sel yang dipisahkan oleh celah yang sempit sebesar 20 A.

Zonula occludens/ Tight junction/ Pentalaminar junction:
Terletak pada permukaan epitel, dimana celah antara 2 sel sangat sempit karena membran sel melebur. Mempunyai daya penutup, sehingga bahan ekstrasel tidak mungkin melintas dari bagian permukaan ke bagian dasar epitel. Jadi fungsi Zonula occludens rupanya untuk memisahkan celah ekstraselluler dengan lumen yang dibatasi oleh epitel bersangkutan. Dengan demikian pengangkutan bahan-bahan dari lumen haruslah melalui permukaan bebas sel.

Zonula adhaerens/Intermediate junction:
Letaknya di bawah zonula occludens, dimana ada suatu ruang yang memisahkan membran tersebut sebesar 150 A dan terisi oleh polisakarida yang padat. Fungsinya untuk perlekatan mekanik antar sel yang berdekatan pada epitel atau jaringan lain (sebagai rangka sel) dan membantu proses pengaliran zat-zat.

Desmosome/ Macula adhaerens.
Letaknya di bawah zonula adhaerens, biasanya berbentuk bulat atau oval. Bentuk hubungan tersebut memberikan kesan bahwa dua sel yang berdekatan tersebut menempel satu sama lain. Di daerah tersebut membrana plasma dari kedua sel berjalan sejajar dengan jarak 200 A – 250 A. Sitoplasma di dekat bangunan tersebut tampak lebih padat elektron, tetapi lebih ke dalam sitoplasmanya kurang padat dengan mengandung filamen. Diungkapkan bahwa filamen tersebut tidak berakhir dalam bagian yang padat elektron melainkan memutar kembali sebagai huruf “U”. Adanya bahan glikoprotein dalam celah ekstraseluler terbukti bahwa di daerah tersebut terwarnai. Di tengah-tengah celah tersebut terdapat lapisan padat elektron yang memisahkan, tetapi belum jelas bahan apa yang menyusunnya. Fungsi desmosome rupanya sebagai tempat penempelan mekanik antar 2 sel yang berdekatan. Sebagai contoh banyak dijumpai pada epitel berlapis yang banyak mengalami tekanan seperti pada epitel dermis dan pada cervix, juga epitel simpleks kolumner.

Nexus/Gap junction/Macula communicans.
Termasuk hubungan interseluler yang mempunyai katagori hubungan komunikasi antar sel. Terdapat sebagai celah antara sel endotel pada dinding kapiler. Sel ini banyak memiliki mikrofilamen kontraktil, sehingga diduga sel sendiri juga kontraktil. Ini berakibat bahwa lebar celah tersebut dapat diatur sesuai dengan keperluan pertukaran zat melalui dinding kapiler. Pada beberapa jaringan, penggandengan sel melalui nexus menunjukkan fungsi yang menonjol. Misalnya penggandengan secara listrik akan mensinkronkan kontraksi otot jantung dan otot polos yang perlu untuk peristaltik.

Modifikasi pada permukaan basal sel epitel.

Membrana basalis:
Merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein yang terdapat di bawah permukaan basal semua epitel, walaupun ketebalannya tidak selalu sama. Membrana basalis yang paling tebal terdapat di bawah epitel yang sering mengalami gesekan seperti misalnya epidermis kulit.
Invaginasi basal:
Merupakan bagian basal dari membran terlihat sebagai bangunan yang berkelok-kelok. Fungsinya untuk memperluas permukaan sekresi dan absorbsi. Contohnya pada sel-sel tubuli ginjal.
Caveolae:
Pada bagian basal dari sel ada bangunan seperti tonjolan ke dalam.
Hemidesmosome:
Bangunan yang terdapat di bagian dasar sel epitelyang berdekatan dengan jaringan pengikat di bawahnya, dimana bentuknya menyerupai desmosome tetapi hanya separuh.

Modifikasi pada permukaan apex/ permukaan bebas sel epitel.

Mikrovili.
Merupakan tonjolan sitoplasma berbentuk silindris yang terdapat pada permukaan bebas sel epitel. Tonjolan-tonjolan tersebut dinamakan berbeda-beda. Misalnya yang terdapat pada tubulus kontortus proksimalis, pleksus khoroideus dan plasenta sebagai brush border, karena berbentuk bulu sikat. Sedangkan tonjolan yang terdapat pada epitel usus dinamakan striated border, karena tampak bergaris-garis. Fungsi mikrovili yaitu memperluas permukaan agar dapat meningkatkan daya absorbsi sel-sel epitel usus. Pada permukaan mikrovili usus terdapat enzim yang berguna untuk memecahkan bahan-bahan makanan agar dapat diabsorbsi.

Stereosilia.
Merupakan jenis mikrovili yang berukuran sangat panjang. Jenis mikrovili ini terdapat pada permukaan epitel duktus epididimis dan duktus deferens yang berfungsi mengatur keadaan lingkungan untuk pematangan spermatozoa.

Kinosilia.
Biasanya dinamakan sebagai silia saja, merupakan tonjolan yang berbentuk sebagai bulu halus dan bersifat motil (bergerak). Kemampuan bergerak tersebut disebabkan karena adanya struktur khusus yang berbeda dengan stereosilia. Sebuah silium tertanam dalam suatu bangunan yang dinamakan korpuskulum basale. Apabila dibuat potongan melintang melalui batang di luar sel, di dalamnya terdapat susunan mikrotubuli yaitu sepasang di tengah dan 9 pasang di sekelilingnya. Silia dapat diketemukan pada epitel traktus respiratorius, oviduk dan uterus.

Krusta.
Merupakan pemadatan sitoplasma di dekat permukaan bebas sel epitel misalnya pada epitel transisional dengan maksud melindungi sel terhadap pengaruh kimiawi di luarnya.

Kuticula.
Merupakan bahan yang disekresikan oleh sel epitel yang kemudian diletakkan sebagai kerak di luar sel epitel. Ini dapat ditemukan sebagai kapsula lentis.